Banyak Hal Tentang LELE

Banyak Hal Tentang LELE

Pernahkah anda mendengar peternak lele di satu desa bahkan satu kecamatan gulung tikar ?
Padahal pembekalan teknik budidaya pembesaran Lele dirasa sudah cukup. Buku-buku petunjuk banyak beredar, puluhan artikel bisa di search di internet. Berkali-kali pelatihan diadakan baik oleh instansi terkait atau lembaga swasta.
Kami mengambil sampel di wilayah Kabupaten Bojonegoro, di beberapa desa di Bojonegoro saat ini ribuan kolam lele ‘mangkrak’ alias nganggur.
Dimana salahnya ? dimana benang merahnya ?
Apa sedemikian runyamkah penanganan lele agar bisa ‘profit’ itu ?
Begitu rumitkah memelihara lele yang katanya lele adalah hewan yang :
  • Bandel terhadap cuaca
  • Toleran terhadap kualitas air yang buruk
  • Kuat terhadap perlakuan seadanya.
Beberapa  penggiat dan ahlipun berkumpul, mencari akar masalah dan berbagai pendapat dikumpulkan, dari sini dibuatlah kesimpulan-kesimpulan :
  1. Kualitas benih yang tidak bagus (hasil persilangan in breeding)
  2. Teknik transportasi saat pengantaran benih yang a-standard
  3. Anomali cuaca yang ekstrim
  4. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak terjadwal
  5. Persiapan kolam yang tidak dipersiapkan dengan baik
  6. Kualitas air yang tidak memenuhi standard syarat hidup lele.
  7. Pengetahuan yang belum memadai menggunakan sistem tebar padat
  8. Penggunaan probiotik dan antibotik yang tidak sesuai takarannya.
  9. Pengetahuan yang minim tentang berbagai penyakit lele
  10. Harga jual dipasaran terlalu murah hingga tidak sesuai dengan ’biaya.’
Bagaimana mungkin jika harga pakan Rp.9000 lantas harga jual Rp.12.000 belum lagi biaya operasional seperti benih, vitamin, transport dan lain-lain.
Pembaca yang budiman,
Silahkan ikuti semua artikel-artikel yang ada di situs ini dan kami menunggu kiriman pengalaman anda tentang budidaya ikan air tawar. Bukankah “Berbagi itu indah.

Mengenal sifat-sifat  lele

  1. Hewan noctural

(Aktif dimalam hari) makanya para peternak lele disaat lelenya tinggal menunggu panen biasanya suka datang dikolam malam hari karena asyik melihat lele-lele bermunculan diatas permukaan kolam.
  1. Hewan Carnivora,
Hewan pemakan daging, makanya lele akan cepat besar jika  diberi makan  seperti ayam, bekicot, cacing, cacing sutra, jentik2, jangkrik  memiliki kandungan protein yang tinggi.
  1. Hewan pemakan bangkai,
Lele suka dengan daging busuk.
Penulis menemukan fenomena menarik, beberapa orang tengah menggali kuburan. Agaknya kuburan  tersebut akan dipindahkan. Para penggali kuburan terkejut melihat puluhan lele bergerombol di sebuah makam, lele tersebut berpesta pora memakan mayat manusia,  penasaran.  Benar, sekitar 20 meter dari kuburan terdapat kolam lele yang tidak dirawat
Ternyata lele-lele memiliki penciuman yang tajam. Lele-lele tersebut mampu membuat lubang menuju liang lahat (nge-rong)
  1. Hewan yang suka bergerombol,
(Tidak soliter) dan suka uyel-uyelan. Barangkali ini adalah berita baik. Atas dasar inilah para peternak berani melakukan budidaya ‘TEBAR PADAT’
  1. Lele adalah binatang kanibal. (Jangan biarkan lele lapar)
  2. Lele adalah hewan yang menyukai / tumbuh dengan baik di air hangat (warm water)
beberapa peternak melakukan pengendalian suhu air dengan memasang heater (pemanas pada malam hari jam 21.00 s/d 05.00) dengan tujuan memperpendek disparitas suhu air antara siang hari dan malam hari.
Syarat hidup lele
Kadar ph antara 7 sd 8
Kadar oksigen antara 3 sd 7
Temperatur suhu stabil  27’ sd 32’
Baca kaitan artikel ini dengan artikel

HILIR HULU LELE

Ternak lele dimanapun di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Ditinjau dari potensi tata-niaganya terbagi dari beberapa segmen :
  1. Segmen pembenihan

Ceruk segmen ini biasanya dimasuki oleh peternak yang sudah memiliki jam terbang tinggi, banyak kita jumpai dibeberapa kota yang menjadi sentra benih seperti Jombang, Ponorogo, Jember, Temanggung, Jogja, sukabumi, Bandung dan lain. Diluar pulau jawa ada tapi jumlah sekitar 10% dari jumlah pembenih di Jawa.
  1. Segmen pendederan,
Pelaku di pendederan dibebarapa daerah banyak dilakukan. Aktifitas ini dilakukan dengan cara membeli benih kepada pembenih kemudian pada ukuran berkisar 7, 8, 9, dan 10 cm dijual kembali.
  1. Segmen Pembesaran.
Biasanya pemula memulai usaha di segmen ini. Kegagalan terbesar disini, faktor kegagalan karena para pelaku belum memahami belbagai hambatannya.
Disamping 3 segmen yang diurai diatas lele saat ini telah menempatkan sebagai ikan yang banyak menggiatkan banyak kegiatan industri yang mengikutinya seperti :
  1. Jasa transportasi
  2. Industri pakan
  3. Industri suplemen dan antibiotik

  4. Jasa perlengkapan seperi : Terpal, Jaring, bak sortir, serok, bak/drum, instalasi air dan listrik,
  5. Produk Olahan kuliner (abon, pepes, lele asap dst)
  6. Dan lain-lain
Nah, jika anda ingin memulai ! barangkali anda bisa sesuaikan di segmen mana yang anda pilih ? terserah, mana yang enak ?
  1. Berbudidaya lele ?
  2. Menjadi pengepul lele ?
  3. Menjadi pedagang lele ?
  4. Membuat makanan dari lele ? atau
  5. Makan lele ?

Tebar Padat 3500 ekor/m3

PESTA PERNIKAHAN

Dikutip dari Pakar Aquaculture : Progo Farm Jogjakarta
Anda pernah datang ke sebuah resepsi pernikahan di ballroom hotel berbintang dengan banyak tamu undangan yang ditangani oleh even organizer bonafid yang mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik? adakah yang mengeluh kepanasan atau adakah yang mengeluh makanan tidak enak?  itu tidak terjadi karena ballroom dilengkapi dengan AC yang memadai dan makanan kelas hotel berbintang disediakan cukup untuk seluruh tamu

Padat Tebar

Pertanyaan tentang berapa padat tebar budidaya lele, ada yang  100-200 ekor per m3, ada juga yang 1.000 ekor, di Belanda dengan Recirculating Aquculture System (RAS) bisa menghasilkan 350kg per m3, artinya kepadatan sekitar 3.500 ekor per m3. Ada yang mengaitkan padat tebar dengan keahlian pembudidaya, yang pemula cukup 100-200 ekor, yang  pengalaman bisa lebih.
lele tebar padat = pesta nikah
-Padat tebar bukan pembatas utama dalam budidaya lele karena faktor pembatas dalam budidaya padat tebar sebenarnya adalah ketersediaan oksigen terlarut (dissolved oxygen) dan penumpukan limbah metabolik. Artinya kita bisa menambah padat tebar sepanjang bisa menjaga ketersediaan oksigen terlarut dengan menambahkan “AC” (baca aerasi) secara merata dalam kolam sehingga semua lele merasa nyaman di kolam. Selain itu juga ada “petugas catering” yang membersihkan piring  hingga tempat pesta tetap bersih dan tamu undangan tetap nyaman. Di kolam pun harus ada “petugas ” yang membersihkan limbah dari sisa pakan dan eksresi ikan agar limbah tersebut tidak terakumulasi di kolam dan menjadi amonia yang bersifat racun. Setiap sistem budidaya punya “petugas” masing-masing bisa dengan memanfaatkan mikroba, plankton, tanaman (aquaponic), filtering dll.
-Bahwa padat tebar  terkait secara langsung dengan dengan quality dan quantity PAKAN. Dalam pesta pernikahan yang mengundang banyak tamu tentunya Sohibul Hikayat akan menyediakan makanan yang cukup dengan cita rasa yang baik. Apa jadinya jika tamu undangan banyak namun jumlah makan sedikit dan tidak enak lagi, mungkin akan terjadi sedikit “kegaduhan” dan makanan banyak yang tidak termakan. Begitu juga di kolam padat tebar tinggi, harus disediakan pakan yang cukup dan berkualitas baik agar tidak  “gaduh”
-Jika jumlah tamu banyak dan jumlah makanan dengan cita rasa baik yang dikeluarkan juga sesuai dengan kapasitas tamu, tentu makanan akan habis tidak terbuang percuma. Kolam dengan kepadatan tinggi merupakan cara yang baik untuk mengajari ikan cara makan yang baik (tidak menyisakan) karena akan ada sedikit persaingan untuk mendapatkan makanan.
-Lele relatif tidak terlalu stress dalam kepadatan tinggi sepanjang kualitas air terjaga dan sepanjang sesuai dengan daya dukung kolam untuk pertumbuhan lele (pond carrying capacity).

oleh :  Hadi Winarto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar